tag:blogger.com,1999:blog-90949719350242842032024-03-13T07:40:29.960+07:00Firdaus HM » EntrepreneurKisah Perjalanan Menuju Hidup Yang Lebih Baik dan Mulia Melalui Jalur EntrepreneurFirdaus Masekhttp://www.blogger.com/profile/00833828248992500486noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-9094971935024284203.post-90647763306561973202008-02-16T17:41:00.001+07:002020-07-14T23:59:16.481+07:0010 Entrepreneur yang Sukses Membangun Bisnis dari NolBuku yang dikarang oleh Sudarmadi dengan judul <span style="font-weight: bold;">“10 Pengusaha yang Sukses Membangun Bisnis dari 0”</span> sangat inspiratif untuk dibaca, dan saya merekomendasikan buku ini dibaca untuk rekan2 yang baru akan mulai atau sedang merintis bisnisnya.
Menariknya sebelum buku ini dibuat, penulis melakukan riset sekitar 2 tahun untuk menemukan pengusaha yang benar-benar bisa dicontoh baik dari sisi kesuksesan bisnisnya maupun dari sisi integritas dan caranya meraih kesuksesan. <div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVvjXxTtddpmrbFFRzecvE8EoPp937evFiEvQPTOBGy5iVvnu_MouMZwmawGMmM1-ggDH1DEluIOciXcJyiL262KFfUcfEh_LzCW7OAroCOKIIMsQO2FnEgUqyYEH3PmhHkHezGYOPeA/s1180/10-pengusaha-yang-sukses-membangun-bisnis-dari-0-oleh-sudarmadi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="10-pengusaha-yang-sukses-membangun-bisnis-dari-0-oleh-sudarmadi" border="0" data-original-height="1180" data-original-width="728" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVvjXxTtddpmrbFFRzecvE8EoPp937evFiEvQPTOBGy5iVvnu_MouMZwmawGMmM1-ggDH1DEluIOciXcJyiL262KFfUcfEh_LzCW7OAroCOKIIMsQO2FnEgUqyYEH3PmhHkHezGYOPeA/w197-h320/10-pengusaha-yang-sukses-membangun-bisnis-dari-0-oleh-sudarmadi.jpg" title="10 Pengusaha yang Sukses Membangun Bisnis dari 0" width="197" /></a></div><div><br /></div><div>Mereka bukan pengusaha yang suka “menileb” uang negara melalui kredit BLBI. Juga bukan pemilik perusahaan di mana karyawannya sering mendemo karena gaji dibawah UMR. Bahkan penulis tidak mau memilih entrepreneur yang bisnis kontraktor proyek-proyek pemerintah. Bukan berarti penulis mencurigai mereka sebagai pebisnis yang suka KKN, namun ini bagian dari kehati-hatian, untuk memastikan bahwa pengusaha yang diulas memang sukses karena kemampuannya bertarung di pasar secara fair, tidak karena dibantu fasilitas tertentu dari pemerintah atau rezim tertentu. </div><div><br /></div><div> Hal penting lain, semua dari 10 pengusaha yang diulas di buku ini merupakan pengusaha yang benar-benar membangun usahanya sendiri dari nol. Mereka memulainya dari skala kecil. Kesuksesan mereka bukan karena warisan orangtua. Tidak. Ke-10 entrepreneur ini awalnya bukanlah pebisnis namun kemudian belajar berbisnis dan berhasil. Disinilah sisi menariknya, ada perjuangan, ada lika-liku, alias ada proses yang bisa digali dan dipelajari.
<span class="fullpost">
Ke-10 entrepreneur tersebut adalah : Mohammad Nadjikh, Ronny Lukito, Ermin Nasution, Harijanto, Budiyanto Darmastono, Hardiyanto Hoesoedo, Harry Sanusi, Rudy Suardana, Winita E. Kusnandar, dan Heppy Trenggono. </span></div><div><span class="fullpost"><br /></span></div><div><span class="fullpost"> Saya sangat terkesan dengan kisah perjalanan usaha Mohammad Nadjikh yang dimulainya dari sebuah ‘kandang kuda irak’ hingga sukses memajukan usaha cold stage-nya yang menjadi pengekspor ikan teri berkualitas terbesar di Indonesia. Perjalan usaha yang unik lainnya adalah perjalan usaha Pak Harijanto yang memulai karirnya dari seorang pegawai gudang hingga memiliki perusahaan sepatu terbesar di Indonesia. Saya kagum dengan pemikiran dan perhitungan beliau yang matang dan cepat dalam mengambil keputusan, beliau berani melakukan buy out / membeli perusahaan Astra Footwear yang sedang bermasalah pada saat itu. Wow, ga kebayangkan berapa besar resiko yang ditanggungnya?.
Perjalanan usaha yang menarik lainnya adalah perjalanan usaha Pak Ronny Lukito yang memiliki perusahaan Tas dengan berbagai merek terkenal dan terbesar di Indonesia seperti Export, Elger BodyPack, dll. Pak Budiyanto Darmastono yang mendirikan perusahaan Kurir (PT NCS), dan ke-6 pengusaha lainnya yang menarik dibaca.
Buku ini sangat patut untuk menjadi santapan bagi pengusaha yang akan memulai atau sedang mendirikan usahanya, karena di dalamnya banyak pelajaran yang bisa diambil. Sekian dan selamat membaca buku tersebut semoga terinspirasi.
Buku terbitan Gramedia, harga Rp. 85.000,-. Jika kamu tidak sempat ke toko buku, kamu bisa memesannya secara online dengan harga Rp. 72.250,- di www.belidong.com</span></div>Firdaus Masekhttp://www.blogger.com/profile/00833828248992500486noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-9094971935024284203.post-6426935307242538182008-01-05T21:45:00.000+07:002008-01-05T21:54:36.189+07:00Nikmati Perjalanan“Jalur yang kau tapaki tidak akan ada artinya setelah kau sampai”<br /> – <span style="font-weight:bold;">Pepatah Sufi</span><br /><br />Kita akan selalu berkelana. Keindahannya adalah bukan pada "menjadi" tetapi pada menjalani. Ketika kita menikmati tantangan dan perjuangan hidup, mereka menjadi pengalaman yang indah. Seringa kali kita menunggu menaklukan tantangan yang ada di depan kita dan lupa menikmati proses yang ada. Kita selalu berusaha menuju tempat ain, tanpa sadar bahwa keindahan terletak pada perjalanan.<span class='fullpost'><br /><br />Dalam dunia korporat, jalan kita adalah takdir kita. Sekali kita tiba, jalan tersebut akan kehilangan makna. Jadi marilah kita nikmati perjalanan. Dia menggairahkan, menantang dan menyegarkan. Dia adalah tempat untuk pertumbuhan, pengalaman dan kebijaksanaan yang terus tumbuh. <br /><br />Hargai jalan Anda, nikmati perjalanan Anda. Setiap kali kita tersandung, kita patut bertanya: Hikmah apa yang ada dari kejadian ini dan bagaimana kejadian ini bisa membatuku di masa depan? Tidak ada namanya kegagalan, yang ada hanya pelajaran.</span><br /><br />Dikutip dari buku <span style="font-weight:bold;">Corporate Sufi: Menjadikan Bisnis Lebih Bermakna dan Tangguh</span><br />Dapatkan bukunya di Toko Online Bedoco (www.belidong.com) <a href="http://www.belidong.com/detil.php?bedoid=1769">klik di sini</a>Firdaus Masekhttp://www.blogger.com/profile/00833828248992500486noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9094971935024284203.post-10323676963801934832007-05-26T18:42:00.000+07:002007-05-26T18:46:14.040+07:00Pendapat Tiga Murid Tentang KekayaanSang Guru bijak, pagi itu menerima kembali tiga murid terbaiknya, yang telah pergi merantau selama tiga tahun. Mereka turun gunung dari kampung ke kampung dan dan dari kota ke kota, untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan dari Sang Guru: Apakah makna kekayaan bagi manusia? Jawaban dari pertanyaan tersebut akan menentukan, siapakah yang akan menjadi pengganti sang Guru kelak. Maka kini tibalah saatnya bagi mereka untuk menjawab pertanyaan Sang Guru: <span class='fullpost'><br /><br />Murid Pertama berkata: Ya Guru, setelah tiga tahun merantau, murid sampai pada kesimpulan, bahwa kekayaan adalah akar kejahatan. Dalam perjalanan, murid banyak menjumpai anak manusia yang rela melakukan berbagai kejahatan, melakukan tipu muslihat, kecurangan, perampokan bahkan pembunuhan untuk memperolah kekayaan. Bahkan setelah meraih kekayaan, mereka kemudian menggunakan kekayaan tadi untuk melakukan perbuatan-perbuatan keji. Mereka gunakan kekayaan untuk berjudi, berzina, mabuk-mabukan dan madat. Tidak ada kebaikan sedikitpun dari kekayaan. Demikianlah pengamatan murid, oh Guru.<br /><br />Sang Guru: Oh menarik sekali pengamatanmu murid. Lalu menurutmu apa yang sebaiknya kita lakukan?<br /><br />Murid Pertama: Manusia harus menjauhkan diri dari kekayaan yang merupakan sumber kejahatan ini Guru. Supaya selalu dekat dan ingat kepada Yang Maha Esa, kita harus hidup jauh dari kekayaan. Kita dekatkan diri kita kepada Yang Maha Esa dengan meninggalkan ikatan keduniawian seperti halnya kekayaan ini Guru. Kita harus memurnikan hati kita dengan meninggalkan hal-hal yang dapat membuat hati kita terpaut kepada selain Tuhan Yang Maha Esa. Demikian menurut pendapat murid, oh Guru.<br /><br />Sang Guru tersenyum: Engkau sungguh memiliki kemuliaan wahai murid pertama. Aku bangga kepadamu.<br /><br />Murid Kedua: Mohon maaf Guru, murid punya pendapat yang berbeda. Selama perjalanan, murid banyak berjumpa dengan raja dan saudagar kaya yang sangat dermawan. Mereka membangun tempat ibadah, mereka membangun tempat tinggal untuk orang miskin, mereka menyantuni anak yatim, mereka memberi makanan dan pertolongan untuk orang yang kesusahan. Mereka mencari kekayaan yang sangat banyak, namun juga menggunakannya untuk kebaikan banyak orang. Murid sampai pada satu kesimpulan, bahwa kekayaan adalah sumber kebaikan, yang akan membawa umat manusia kepada kebaikan. Demikian pendapat murid, oh Guru.<br /><br />Sang Guru: Oh, sungguh luar biasa pengamatanmu muridku. Lalu menurutmu apa yang sebaiknya kita lakukan?<br /><br />Murid Kedua: Manusia harus mencari kekayaan sebanyak-banyaknya Guru. Dengan memiliki kekayaan yang cukup, maka manusia dapat menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Dengan kekayaan yang cukup maka manusia dapat memperolah pendidikan yang baik, dapat beribadah dengan tenang, dapat bersedekah, dapat menolong keluarga dan sesama manusia yang membutuhkan. Manusia tidak boleh hidup dalam kemiskinan Guru. Kita harus melakukan seganap upaya agar manusia terbebas dari kemiskinan dan memperoleh kekayaan. Demikian pendapat murid.<br /><br />Sang Guru tersenyum: Engkau adalah samudera kebijaksanaan wahai murid kedua. Aku bangga kepadamu.<br /><br />Sang Guru berpaling ke Murid Ketiga: Murid ketiga, bagaimana menurutmu?<br /><br />Murid Ketiga: Guru, selama perjalanan, murid telah berjumpa dengan orang kaya yang baik, namun ada juga orang kaya yang jahat. Murid bertemu dengan orang miskin yang baik, dan ada orang miskin yang jahat. Murid menjumpai ada orang kaya yang taat beribadah dan selalu ingat pada Tuhan nya, namun ada juga orang kaya yang lupa pada Tuhan. Seperti halnya ada orang miskin yang selalu ingat pada Tuhan, dan ada juga orang miskin yang lupa pada Tuhan. Banyak orang kaya yang …<br /><br />Sang Guru tersenyum: Jadi apa maksudmu muridku yang baik?<br /><br />Murid Ketiga: Maksud murid, ternyata kekayaan adalah sekedar alat. Semuanya akan kembali kepada diri kita sebagai manusia. Manusia yang memiliki tujuan hidup yang baik, akan menggunakan kekayaan sebagai alat untuk mewujudkan kebaikan. Demikian maksud murid, oh Guru.<br /><br />Sang Guru: Lalu menurutmu apa yang sebaiknya kita lakukan?<br /><br />Murid Ketiga: Manusia haruslah mengetahui hendak kemana ia akan menuju. Dengan demikian, apa pun yang dimilikinya di dunia ini hanyalah alat, bukan tujuan. Termasuk kekayaan.<br /><br />Sang Guru: Lalu hendak kemanakah manusia menuju?<br /><br />Murid Ketiga: Manusia adalah semata ciptaan Yang Maha Esa. Kesanalah semua manusia menuju. Jika manusia menyadari tujuannya, kekayaan dapat menjadi kendaraan untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa. Namun jika sebaliknya, maka kekayaan dapat juga menjauhkan manusia dari Yang Maha Esa.<br /><br />Sang Guru tersenyum: Muridku, sungguh engkau adalah sumber kebijaksanaan dan samudera pengetahuan.<br /><br />Sang Guru menundukkan kepala menghormat murid ketiga: Engkaulah Guru baru di perguruan ini.<br /><br />Dan kedua murid yang lain, serentak menunduk hormat pada Murid Ketiga.<br /></span><br /><br />Author by : <br />Fauzi Rachmanto<br />www.fauzirachmanto.blogspot.com<br />www.sdgisolutions.comFirdaus Masekhttp://www.blogger.com/profile/00833828248992500486noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9094971935024284203.post-15935048762587421632007-05-22T11:27:00.000+07:002007-05-22T11:31:07.030+07:00Sharing Winning PertamaSejak menjadi self-employed / freelance programmer sejak awal bulan ini, banyak duka dan cita, rasa ragu, rasa takut, dll bercampur.<br /><br />Namun,saya tetap konsisten, alhamdulillah dibalik kesulitan itu ada kemudahan. Sampai saat ini saya menyelesaikan 2 proyek. Alhamdulillah proyek terakhir nilainya cukup besar (kurang lebih 3 kali gaji saya semasa menjadi kuli kantoran :D), terima kasih ya Allah.<br /><br />Waktu kosong saya isi dengan menbaca buku-buku tentang entrepreneur maupun buku agama dan juga mempersiapkan bisnis online saya yang insya Allah segera selesai. Kemudian, saya menyusun rencana tujuan saya untuk 1 tahun kedepan. <span class="fullpost">Kemudian saya jalan-jalan melihat rumah impian saya, menonton film-film yang bermanfaat (terakhir saya nonton film The Pursuit Of Happiness), intinya banyak hal yang bisa saya kerjakan yang tidak saya dapati selama berkerja di kantor.<br /><br />Saya tidak merasa takut lagi akan rezeki yang akan saya dapatkan esok atau lusa atau hari-hari berikutnya, karena saya percaya bahwa Allah telah menyediakan rezeki itu pada saya jauh sebelum saya lahir. Sekarang bagaimana saya bisa mengambil keputusan dan berusaha keras untuk menjemput rezeki yang telah disediakan itu? <br /><br />Keputusan saya menjadi entrepreneur lah menjadi jawabannya, karena apa? karena "9 dari 10 kekayaan di dunia ada di perdagangan / entrepreneur" (Nabi Muhammad SAW)</span>Firdaus Masekhttp://www.blogger.com/profile/00833828248992500486noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9094971935024284203.post-79340178856519610672007-05-04T21:46:00.000+07:002007-05-05T19:23:14.717+07:00Seminar millionaire dan billionareSetelah saya keluar dari status employee. Ada beberapa momentum yang memberi motivasi saya untuk tetap konsisten in-line pada tujuan saya menjadi entrepreneur. Diantaranya adalah seminar One Minute Millionaire oleh <a href="http://www.dahsyat.com/">Mr. Tung Desem Waringin</a> dan seminar Billionaire in Training oleh <a href="http://www.actioncoach.com/">Brad Sugars</a>. Seminar tersebut saya dapatkan dari komunitas TDA, terima kasih TDA.<br /><br /><span class="fullpost">Tentunya banyak ilmu yang saya dapatkan, di seminar pak Tung (28 April) yang dimulai dari jam 8.00 s.d jam 17.00 (dahsyat ya pak Tung, kuat banget ngomongnya hehe), banyak sekali materi yang disampaikan dan semuanya bermanfaat. Ada satu materi yang bisa langsung saya praktekan yaitu aset alokasi dengan mengalokasikan hasil pendapatan kita ke beberapa bagian diantaranya : 10% untuk amal, 10% untuk tabungan hari tua, 10% untuk dana belajar, 20% untuk dana cadangan dan sisanya 50% untuk dihabiskan. Dan materi-materi lainnya yang sangat dahsyat: pengembangan diri, belajar investasi saham, real estate, dsb.<br /><br />Untuk seminar Brad Sugars (2 Mei) dimulai dari jam 18.45 s.d 22.00, seminar ini full bahasa inggris dibawakan langsung oleh Brad Sugars. Wah materi yang disampaikan sangat funtastic diantara materi yang saya ingat adalah : kita dituntut untuk LEARN (belajar) sebelum EARN (mendapatkan), yang perlu kita lakukan atau kita pelajari adalah belajar berbisnis yang baik terlebih dahulu, MAKE (membuat) bisnis jangan lupa untuk MANAGE bisnis, kemudian yang dapat menghasilkan passive income adalah bisnis yang kita miliki.Untuk mengetahui lebih lengkap sebaiknya langsung belajar dari muridnya Brad Sugars sekaligus provokator TDA yaitu pak <a href="http://roniyuzirman.blogspot.com/2007/05/brad-sugars-bangun-bisnis-dulu-baru.html">Roni Yuzirman</a>.</span><ul><li><a href="http://roniyuzirman.blogspot.com/2007/05/brad-sugars-bangun-bisnis-dulu-baru.html">Brad Sugars: Bangun Bisnis Dulu, Baru Aset (Roni Yuzirman)</a></li><br /><li><a href="http://fauzirachmanto.blogspot.com/2007/05/brad.html">Brad (Fauzi Rachmanto)</a></li></ul>Firdaus Masekhttp://www.blogger.com/profile/00833828248992500486noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-9094971935024284203.post-54822291666618001972007-04-14T15:20:00.000+07:002007-04-16T13:19:00.109+07:00Bekerja di Rumah dengan Kantor Maya<p>Employee (E)–Self Employed (S)–Bussines Owner (B)–Investor (I). Saya yakin seorang entrepreneur pasti mengenal teori cashflow cuadrant dari om Kiyosaki. Apalagi para MLMers sejati..<br /><br />Saat ini saya masih berstatus karyawan, namun akhir bulan april 2007 ini saya akan dan harus pindah ke kuadran (S), sekaligus merintis dari kecil kuadran (B). Loh koq?<br /><br />Saya akan menawarkan jasa sebagai freelance programmer (S) sekaligus berbisnis (B). Bagaimana ya caranya? <span class="fullpost">Caranya dengan bekerja di rumah, rumah dijadikan kantor maya sebagai pengganti kantor, dengan begitu waktu luang untuk memulai berbisnis lebih leluasa dan lebih fokus. Beda jika status saya masih seorang karyawan.<br /><br />Coba bayangin, bekerja di rumah, pagi yang cerah, buka jendela, menghirup angin segar nan sejuk, nyalakan laptop, ditemani secangkir kopi panas dan lantunan musik dari radio prambors sambil mengerjakan proyek, kemudian istirahat bisa ngobrol sama teman2 via YM, blog walking, baca buku atau novel, tidur, dll. Yang terpenting adalah kebebasan mengatur jadwal tanpa harus bekerja under pressure, dll.Wah Mak Nyesss...<br /><br />Menurut pak <a href="http://rahard.wordpress.com/2006/06/21/programmer-lebih-suka-kerja-di-rumahan/">Budi Rahardjo</a> bahwa seorang programmer lebih suka bekerja di rumah ketimbang bekerja di kantor. Saya yang kebetulan sebagai programmer, sependapat bahwa programmer itu membutuhkan suasana yang mood. Adanya estimasi waktu yang minim, dead line dan bekerja under pressure mengakibatkan hasil coding juga bakal seadanya, kurang terstruktur dan kurang kreatif. <br /><br />Kelebihan bekerja di rumah menurut saya :<ol><li><strong>Ikut andil dalam mengurangi kemacetan di ibu kota jakarta</strong><br /> Bayangkan jika perusahaan-perusahaan IT di indonesia memberikan keleluasaan bagi karyawannya untuk bekerja di rumah dengan sistem virtual office dan modal kepercayaan, berapa persen kemacetan di ibu kota akan berkurang? </li><br /><li><strong>Pengaturan waktu pengerjaan proyek atau job lebih fleksibel</strong><br /> Proyek atau job bisa dikerjakan pagi, siang, sore atau malam hari sesuai mood, karena tiap orang berbeda moodnya dalam mengerjakan jobnya. Apalagi saat melakukan coding terkadang ide muncul pada saat rileks dengan berbaring di kasur atau refreshing dengan jalan-jalan atau melihat pemandangan yang indah.</li><br /><li><strong>Memiliki banyak waktu luang</strong><br /> Waktu luang untuk bersama keluarga, belajar ilmu-ilmu baru, berbisnis, dan tak lupa waktu luang untuk memperdalam ilmu agama, dll. </li><br /></ol>Kekurangannya :<ol><li><strong>Lingkup Sosial</strong><br /> Jika terbiasa bekerja di rumah dampaknya adalah kehidupan sosial jadi mengurang. Namun jika pandai dalam mengatur waktu, maka waktu luang itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan sosial, mengikuti seminar-seminar, pengajian, dll. Toh malah lebih bisa bersosialisasi dengan masyarakat ketimbang bekerja dikantor yang harus disiplin waktu datang pagi pulang sore.</li><br /><li>Terus apalagi ya? </li></ol>Semua itu kembali kepada diri masing-masing. Saya memilih untuk memulai usaha kecil saya di rumah, karena saya ingin menjadi extraordinary entrepreneur, mungkin kah? Yes, nothing impossible in this world, insya Allah amin3x.</span><br><br />Link yang berhubungan dengan artikel ini :<ul><li><a href="http://rahard.wordpress.com/2006/06/21/programmer-lebih-suka-kerja-di-rumahan/">Programmer Lebih Suka Kerja di Rumahan (Budi Rahardjo)</a> </li><br /><li><a href="http://www.sunaryohadi.info/programmer-kerja-di-rumah.htm">Programmer kerja di rumah (Sunaryo Hadi)</a></li><br /><li><a href="http://blog.denysri.com/personal/bekerja-dari-rumah/">Bekerja dari Rumah (Deny Sri Supriyono)</a></li><br /><li><a href="http://www.pcmedia.co.id/detail.asp?Id=1099&Cid=21&Eid=23">Kisah inspiratif "Juragan Tanpa Kantor" (PC Media)</a></li></ul></p>Firdaus Masekhttp://www.blogger.com/profile/00833828248992500486noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-9094971935024284203.post-28015012799331605012007-04-03T16:19:00.000+07:002007-04-16T13:36:02.974+07:00Focus on Creating Value in The Life of OthersI got email from Adam khoo after i submit his website, Adam khoo is my role mode of entrepreneur. There is some book of Adam khoo that i've read (master your mind, design your destiny and resume secret of self-made millionares). Please read it.<br /><blockquote><p>Your level of wealth is a reflection of the value that you create in the world. Focus on creating value in the life of others, and wealth will flow into your hands. If you just focus on making money, it will never come to you.</p></blockquote>Ask yourself this question, 'How can I help the people around me solve their problems and achieve their goals?'<br /><span class="fullpost"><br />If you can find a way to help people get what they want, they will pay you for it. If you can help your boss or company get what they want (i.e. higher profits), then you will be rewarded for it.<br /><br />Why is Bill Gates the richest man in the world? This is because Gates has created the greatest value in the world. Because of Microsoft products, millions of people have been able to work more efficiently and achieve their personal & business goals.<br /><br />Focus on serving people first and give them what they want. When you do that, I can guarantee you that will create a lot of wealth in your life. Create value for others and you will create wealth.<br /><br /><br />Talk to you soon!<br /><br />Adam Khoo<br /></span>Firdaus Masekhttp://www.blogger.com/profile/00833828248992500486noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-9094971935024284203.post-2627772094507869522007-03-25T22:34:00.000+07:002007-04-10T20:33:41.411+07:00The Luck Factor : Ciptakan Keberuntungan dalam Hidup AndaSeminar “<a href="http://www.luckfactor.co.uk/">The Luck Factor</a>” yang diselenggarakan oleh pihak <a href="http://www.seftlogos.com/">LoGOS Institute</a> dan <a href="http://www.tangandiatas.com/">Komunitas TDA</a> merupakan ‘kopdar’ saya yang pertama dengan Komunitas TDA.<br /><br />Seminar ini hadiah kedua yang saya dapatkan dari TDA, yang sebelumnya saya telah mendapatkan ilmu tentang Law of Attraction dari film The Secret.<br /><br />Apakah anda menyadari bahwa dalam kehidupan ini, ada orang yang hidupnya selalu dipenuhi keberuntungan (lucky) dan ada juga yang selalu sial? Ya, saya yakin anda menyadarinya.<br /><br />Namun, apakah anda menyadari jika faktor keberuntungan (luck factor) itu dapat kita ciptakan dalam diri kita masing-masing? Saya yakin tidak semua menyadarinya, termasuk saya yang baru menyadarinya setelah mengikuti seminar tersebut. Jika anda tahu rahasia dari Luck Factor ini, maka hidup Anda akan dipenuhi keberkahan dan berkelimpahan.<br /><span class="fullpost"><br />Bapak <a href="http://www.seftlogos.com/">Ahmad Faiz Zainuddin</a> dari LoGOS Institute adalah penemu metode S-EFT (Spritual Emotional Freedom Techniques) sekaligus sebagai pembicara utama di dalam seminar tersebut. Judul dan isi dari seminar ini, diambil dari buku karangan Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris. Berikut merupakan intisari dari seminar tersebut dan ada beberapa hal yang saya tambahkan dari buku “La Tahzan” untuk memperkaya makna juga dari blog Pak <a href="http://fauzirachmanto.blogspot.com/">Fauzi</a> dan Pak <a href="http://www.roniyuzirman.blogspot.com/">Roni</a>, silahkan membaca dan semoga bermanfaat.<br /><br />Professor <a href="http://www.luckfactor.co.uk/">Richard Wiseman</a> mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang-orang beruntung dengan yang sial. Ia merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu beruntung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesan nya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.<br /><br />Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang-orang dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si beruntung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?<br /><br />Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi “berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini“. Kelompol sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah-tengah koran, Wiseman meletakkan pesan lain yang bunyinya: “berhenti menghitung sekarang dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!“ Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar-benar sial.<br /><br />Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya “scientific“ ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:<br /><br /><b>1. Sikap terhadap peluang.</b><br /><br />Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan-kemungkinan baru.<br><br /><b>2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.</b><br /><br />Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “gut feeling“. Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan.<br><br /><b>3. Selalu berharap kebaikan akan datang.</b><br /><br />Orang yang beruntung ternyata selalu “ge-er” terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.<br><br /><b>4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.</b><br /><br />Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: “wah sial bener ada di tengah-tengah perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit“. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.<br /><br />Nah sekarang mari kita simak Faktor Keberuntungan yang disampaikan oleh Ahmad Faiz Zainuddin. Ia telah mengalami keberuntungan sepanjang hidupnya, salah satu contohnya adalah ketika dia mencari pasangan hidup, dia mendapatkan istri yang baik, segala jalan yang ia tempuh selalu diberi kemudahan oleh Allah. Berikut adalah 3 faktor yang akan membuat hidup Anda dipenuhi keberkahan dan berkelimpahan :<br><br /><b>1. Bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki saat ini</b><br /><br />Ingatlah setiap nikmat yang Allah anugrahkan kepada kita, Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki.<br><br /><i>{Jika kamu menghitung rahmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.} (QS. Ibrahim:34).</i><br /><br />Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, kita memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Kita menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya.<br /><br />Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, usaha, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling kita. Dan janganlah termasuk golongan <i>{Mereka mengetahui nikmat Allah,kemudian mereka mengingkarinya.}(QS. An-Nahl:83).</i><br /><br />Kita acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga kita pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa kita mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya kita masih memegang kunci kebahagiaan, karunia, kenikmatan, dsb. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah!<br /><br /><b>2. Berbagi dengan bersedekah</b><br /><br />Berbuat baik terhadap orang lain akan melapangkan dada. Ketika diri kita diliputi kesedihan dan kegundahan, berbuat baiklah terhadap sesama manusia, niscaya kita akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Sedekahilah orang yang papa, tolonglah orang-orang yang terzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya Anda akan merasakan kebahagiaan dalam semua sisi kehidupan Anda! Ini adalah mutlak benar adanya, karena saya sendiri pun sering mengalami kebahagiaan hati dengan membantu orang lain.<br /><br /><b>3. Selalu memperbaiki diri</b><br /><br />Perbaiki diri kita secara terus menerus dalam segala aspek kehidupan kita. Jika kita berpegang teguh bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemaren dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, saya yakin segala aspek kehidupan yang kita jalani akan membuahkan kesuksesan.<br /><br />Nah inilah 3 faktor menurut pak Faiz dalam seminar untuk menciptakan keberuntungan dalam kehidupan kita. Menurut hemat saya jika 3 faktor ini kita jalankan maka 4 faktor menurut Wiseman akan datang dengan sendirinya, karena dengan mengamalkan 3 point diatas maka hidup kita akan bahagia, merasakan kedamaian dalam hati dan dimudahkan rezeki kita.<br /><br />Saya meyakini sepenuh hati dan akan terus mengamalkannya, walaupun saat ini rasa syukur terhadap nikmat yang Allah titipkan kepada saya masih kurang dan ini akan terus saya perbaiki. Bersedekah dengan mengeluarkan sebagian harta yg saya miliki, menolong orang yang sangat membutuhkan, membantu meringankan beban anak yatim, dll walaupun masih kecil dan mungkin tidak ikhlas, saya akan terus berusaha memperbaikinya. Ayo mari kita bersyukur, bersedekah dan memperbaiki diri kita :D.</span>Firdaus Masekhttp://www.blogger.com/profile/00833828248992500486noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-9094971935024284203.post-53266555065550081582007-03-22T15:58:00.000+07:002007-04-10T20:34:36.023+07:0010 Pertanyaan Paling MenantangBerikut merupakan catatan harian dari bapak <a href="http://fauzirachmanto.blogspot.com">Fauzi Rachmanto</a>, sangat inspiratif. Selamat membaca.<br /><br />Sewaktu menikah, kata orang kami berdua merupakan “pasangan ideal”, karena istri saya pegawai negeri dan saya karyawan bank swasta. Sudah punya karir, punya anak dua, punya rumah, punya mobil, kurang apa? Begitu kebanyakan teman dan keluarga bilang ke saya ketika saya memutuskan menjadi pengusaha. Paling susah jika ada acara kumpul2 keluarga atau teman. Biasanya muncul pertanyaan ataupun pernyataan luar biasa yg rada2 susah dijawab. Ada yang sempat saya jawab, ada yang bikin saya speechless. Berikut diantaranya:<br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold;">1. Kenapa sih jadi pengusaha?</span><br /><span style="font-style: italic;">Jawab:</span> Karena terlanjur! Hahaha … Jujur saja, tadinya karena terlanjur bikin perusahaan, jadi terpaksa serius. Ya begitulah hidup, kadang2 ada saja yang terjadi diluar rencana. Tapi setelah saya renungkan, menjadi pengusaha adalah pilihan hidup saya. Saya tetap menghormati pilihan hidup orang lain. Jadi karyawan juga tidak ada salahnya. Tapi saya pribadi pilih jadi pengusaha. Karena hanya dengan menjadi pengusaha, saya bisa melakukan banyak hal yang tidak mungkin saya lakukan ketika menjadi karyawan, misalnya:<br />- Memiliki potensi pendapatan yang sangat besar. Sementara kalau terus jadi karyawan, setinggi apapun jabatan saya pendapatan saya terbatas.<br />- Hanya dengan menjadi pengusaha saya dapat memberikan kesempatan buat orang lain untuk mencari nafkah di perusahaan saya. Istilahnya, bisa menjadi saluran rizki buat orang lain.<br />- Lebih banyak waktu bersama anak2 dan keluarga saya, sementara pendapatan terus mengalir. Sementara kalau jadi karyawan waktu saya habis tersita untuk perusahaan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Bukankah hidup pengusaha itu susah, tidak bahagia?</span><br /><span style="font-style: italic;">Jawab:</span> Ya, ada pengusaha yang tidak bahagia. Banyak juga karyawan yang tidak bahagia. Bahagia sebetulnya kan bukan soal profesi kita apa. Bahagia adalah pilihan hati kita mau bahagia atau tidak. Saya sih pilih bahagia.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Tapi kan pusing dan capek mikirin usaha?</span><br /><span style="font-style: italic;">Jawab:</span> Ya, memang pusing kalau cuma dipikirin. Makanya usaha tidak untuk dipikirin saja, tapi juga dijalanin. Kalau sudah dijalanin sih pusing nya ilang kok. Diganti sama deg2 an ... hehehe. Dulu sebelum tahu ilmu nya saya juga capek. Dulu tidak ada delegasi ke tim, jadi semua saya jalanin sendiri. Saya ikutan dari mulai jualan, melakukan implementasi, sampai nagih. Caaape’ deeeh. Tapi sekarang dengan delegasi ke tim, alhamdulillah saya bisa lebih rileks.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Jadi pengusaha kan bisa bangkrut?</span><br /><span style="font-style: italic;">Jawab:</span> Semua ada risiko nya. Jadi pengusaha penuh risiko. Jadi karyawan apalagi. Malah, yang harusnya paling takut perusahaan bangkrut itu justru para karyawan. Kalau perusahaan bangkrut, karyawan langsung dipecat. Kalau perusahaan saya bangkrut, belum tentu saya pribadi ikut bangkrut. Lagi pula saya sedang belajar menciptakan multiple streams of income, supaya sumber pendapatan saya tidak hanya dari satu usaha saja.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">5. Gak takut banyak saingan?</span><br /><span style="font-style: italic;">Jawab:</span> Dulu ya, saya takut saingan. Tapi setelah dijalani ternyata persaingan itu tidak menakutkan sama sekali. Malah positif buat kita karena memacu kita untuk selalu lebih baik. Kalau kita selalu lebih baik dari saingan, tidak ada lagi yang perlu ditakutkan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">6. Jadi karyawan kan lebih tentram?</span><br /><span style="font-style: italic;">Jawab: </span>Ya ini kan soal pilihan. Mungkin jaman orang tua kita dulu menjadi karyawan cukup menentramkan dari segi finansial. Tapi dengan laju inflasi, semakin besarnya biaya sekolah, semakin tingginya biaya hidup, dan sebagainya, kalau saya terus jadi karyawan, justru saya tidak akan bisa tentram lagi ketika anak2 saya kuliah nanti.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">7. Sudah punya karir kok ditinggalkan, apa tidak bersyukur kepada Tuhan?</span><br /><span style="font-style: italic;">Jawab:</span> Saya sangat bersyukur atas apa yang Allah telah berikan kepada saya. Bahkan, dengan menjadi pengusaha saya semakin memahami arti bersyukur. Dulu, saya tinggal menunggu tanggal 25 semua beres, menghabiskan nya juga enteng saja. Kini, saya semakin dapat mensyukuri setiap rupiah yang saya terima. Betapa dibalik setiap rupiah tadi adalah rizki dari yang Maha Penyayang. Lagipula, menjadi pengusaha memungkinkan saya mengembangkan seluruh potensi yang Allah sudah berikan kepada saya. Itulah salah satu cara saya bersyukur.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">8. Gak punya darah pengusaha kok jadi pengusaha?</span><br /><span style="font-style: italic;">Jawab:</span> Ya, dulu memang kebanyakan pengusaha tradisional hanya meneruskan usaha orang tua nya. Maka muncul mitos soal darah pengusaha ini. Kenyataannya sekarang siapapun bisa jadi pengusaha. Karena mengelola usaha itu ternyata ada ilmunya dan bisa dipelajari. Saya memang masih belajar, tapi siapapun yg mau belajar insyaAllah pasti bisa.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">9. Kenapa gak merangkap saja punya usaha tapi tetap jadi karyawan?</span><br /><span style="font-style: italic;">Jawab:</span> Ya. Mungkin saja begitu. Saya juga pernah begitu. Tapi kok malah tidak maksimal. Usaha tidak berkembang, jadi karyawan juga gak tenang. Mungkin masalahnya di fokus. Kalau saya bekerja untuk perusahaan orang lain, semestinya dedikasi saya 100% untuk perusahaan itu. Dengan “nyambi“, saya kok merasa “selingkuh“ gitu. Itu kalau saya lho, mungkin orang lain tidak.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">10. Kok sering dirumah, sebenernya kerjanya apa sih?</span><br /><span style="font-style: italic;">Jawab: </span>Hehehe ... begini Oom, memang jaman sekarang sudah maju. Pertama, jasa yang perusahaan saya berikan memang lebih banyak pakai otak daripada otot, jadi saya bisa menyelesaikan sebagian besar kerjaan saya dimanapun lewat internet. Kedua, sebagian besar kerjaan yang butuh kehadiran fisik sudah saya delegasikan pada tim saya yang lebih muda dan lebih pinter, dan saya bayar mahal pula. Jadi saya tinggal memonitor saja. Memang sekarang mungkin aneh, tapi makin lama akan makin banyak orang yang bekerja seperti saya.</span>Firdaus Masekhttp://www.blogger.com/profile/00833828248992500486noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-9094971935024284203.post-32302407797371882372007-03-17T23:33:00.000+07:002007-04-16T13:56:10.031+07:00My Secret Behind Entrepreneur<span style="">Judul yang ‘sok english’ dan sekaligus menjadi “pendahuluan” di blog saya. Saya mulai dengan cerita penting dalam hidup saya, yang menjadikan saya selalu ingin memperbaiki diri terus menerus. Apa itu? <o:p></o:p></span> <p class="MsoNormal"><span style="">Saya bekerja sebagai Web Programmer di perusahaan asing yang bergerak di bidang geographic information system (GIS) di Jakarta. Sejak pertamakali saya bekerja, banyak hal yang membuat saya frustasi dan kecewa dengan keputusan-keputusan pihak manajemen.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Saya merasa dirugikan, tetapi saya terus mencoba bertahan dan berusaha untuk bisa enjoy bekerja.Tak lama kemudian saya menuai hasilnya, saya beserta tim saya ditempatkan di ruang baru dan juga sejak itu banyak teman-teman yang membuat saya gembira.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Namun, entah kenapa saya selalu saja merasa bukan ini yang saya inginkan. Tiap hari dengan rutinitas, berangkat kerja – kerja pagi sampe sore – pulang kerja, dan terus dilakukan dari senin sampai jumat. Hari sabtu dan minggu menjadi hari untuk balas dendam, minggu malam harus sudah menyegerakan tidur biar besok paginya tidak telat, jika telat potong gaji :(</span><span style="">.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Pekerjaan yang saya kerjakan adalah maintenance, mengerjakan project baru berbasis web, yang itu semua sama jika dilihat dari segi bussines logic nya. Sampai-sampai saya pernah mengerjakan sebuah project selesai hanya dalam 30 menit, karena saya sering mengerjakan yang itu-itu aja, tidak ada lagi tantangan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Tetapi, saya tidak ingin berlarut-larut dalam kebosanan. Saya coba menerapkan teknologi baru kedalam aplikasi yang masih standard dengan semangat meneliti dan menerapkannya. Setelah selesai, perusahaan dengan senang hati “menyantapnya”. Saya dapat apa dari kantor? Tidak dapat apa-apa tuh (cuaape’ deh :P)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Setelah itu, kembali kerja seperti biasa, tidak ada project baru, maintenance kadang seminggu hanya 3 web klien yang musti diupdate. Tidak ada kerjaan, saya lebih banyak browsing, chatting dan hal-hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pekerjaan kantor.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Saya merasakan bahwa, sistem kerja kantoran tidak cocok buat saya pribadi. Saya merasa bersalah dan berdosa, karena saya digaji untuk bekerja bukan untuk browsing, chating, dll. Serba salah itulah yang saya rasakan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Suatu ketika saya jatuh sakit dan tidak masuk kerja kantor beberapa hari (kira-kira 3 bulan yang lalu). “Aku harus cepat sembuh!” ucapku dalam hati. Di sini saya terinspirasi untuk membaca buku, kenapa terinspirasi karena sebelumnya saya tidak suka membaca buku. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Segera setelahnya, saya mulai mencari-cari buku di rak-rak lemari, kemudian mata saya tertuju ke buku kecil bersampul warna putih dan mungil, “First Step To Be An Entrepreneur” judulnya. Buku ini dipinjamkan temen saya sewaktu saya ikut salah satuh bisnis network marketing. Pada saat itu saya tidak membacanya sama sekali. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh saya yang tidak suka baca buku sebelumnya, bab demi bab semakin membuat saya bergairah. “Subhanallah” saya seperti dibimbing oleh Nya untuk menjadi seorang Entrepreneur.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Sejak itu, saya mulai sering dan gemar membaca buku, blog dan artikel. Juga sering mencari hal-hal yang berkaitan dengan “entrepreneur” di internet, pertamakali saya menemukan website pak <a href="http://www.purdiechandra.com/">Purdi E Chandra</a>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Di sini saya banyak terinspirasi dengan artikel-artikel yang ada. Artikel yang paling berkesan buat saya yaitu artikel dari Pak <a href="http://rusmanhakim.blogspot.com/">Rusman Hakim</a> yang diberi judul “<a href="http://rusmanhakim.blogspot.com/2006/05/kisah-sang-mentor-bagian-i.html">Kisah Sang Mentor</a>”. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Kemudian di web tersebut, saya juga menemukan buku berjudul “Master Your Mind, Design Your Destiny” (Adam Khoo). Subhanallah, isi buku ini merubah paradigma berfikir, dari buku ini mengingatkan saya akan suatu ayat Al-Qur’an bahwa “Allah tidak akan merubah nasib kamu jika kamu tidak merubahnya terlebih dahulu”.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Saya terus berusaha merubah nasib saya dengan memperbaiki diri, bertahap saya mencoba menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk saya dan selalu minta pertolongan dan bimbingan Nya melalui doa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Kemudian, saya menemukan milis IYE (Indonesia Young Entrepreneurship), tapi saya tidak puas. Saya terus mencari hingga ketemu salah satu blog milik anggota TDA (Tangan Di Atas), dari situ saya menemukan blognya Pak <a href="http://roniyuzirman.blogspot.com/">Roni Yuzirman</a>, Pak <a href="http://hadikuntoro.blogspot.com/">Hadi Kuntoro</a>, blog Pak <a href="http://fauzirachmanto.blogspot.com/">Fauzi Rachmanto</a> dan blog-blog TDA lainnya.<o:p></o:p></span></p> <span class="fullpost"><p class="MsoNormal"><span style="">Awalnya saya tidak tahu kalau TDA itu ada milisnya, saya hanya membaca artikel dari blog-blog TDA. Kemudian, karena saya sering membaca blog-blog TDA, saya semakin ingin tahu tentang komunitas ini. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Saya memberanikan diri menghubungi pak Roni, melalui Yahoo Messanger yang Id YMnya saya dapatkan dari blog beliau. Dan untungnya pak Roni saat itu lagi online karena sepengetahuan saya beliau jarang online di ym. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Sejak itu, saya tergabung menjadi anggota milis TDA. Subhanallah, milis ini sangat aktif dibanding dengan milis-milis lainnya yang saya punya, karena milis ini lebih banyak actionnya. Jadi ingat kata pak Roni di blognya “Take action miracle happen, no action nothing happen”.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Hadiah pertama buat saya dari milis ini adalah film “The Secret”, walaupun saya tidak sempat ikut acara nonton barengnya, namun dari milis itu saya mengerti inti dari film itu<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">The Law of Attraction (Hukum Ketertarikan) inti dari film tersebut. Yaitu, fikiran kita seperti magnet jika kita berfikir positif maka hal-hal positif akan datang ke diri kita. Namun, sebaliknya jika kita berfikir negatif maka kita akan menarik hal-hal negatif. Film ini mengingatkan saya cerama Aa Gym “Carilah seribu satu alasan untuk berprasangka baik”.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Saya jadi tahu alasan kenapa harus berfikir positif, sejak itu saya mempraktekannya tanpa beban sama sekali, “plong gitu aja”. Dulunya saya sering ngedumel jika bawa motor “diklaksonin” oleh kendaraan dibelakang saya. Sekarang saya berfikir positif aja “Bunyi klakson tersebut membantu saya untuk fokus dan tidak ngebut dijalan” jadi saya malah berterima kasih sama yang pencet klakson itu. :D<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="">Dari kejadian-kejadian ini saya ingin terus memperbaiki diri menjadi orang yang lebih baik hari demi hari. Dan yang terpenting dari ini semua adalah saya punya keyakinan yang kuat untuk menjadi seorang Entrepreneur. Insya Allah seperti entrepreneurship yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Amin3x.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="">“Start from ourself, start from small thing, start and act now”.<o:p></o:p></span></p><br /><pre>Firdaus HM: halo pak roni...<br />Firdaus HM: assalamualaikum wr wb<br />Roni Yuzirman: wa'alaikum salam wr wb<br />Firdaus HM: sudah 2 bulan terakhir saya menyimak tentang web2 entrepreneur termasuk tangandiatas.com<br />Firdaus HM: saya berniat ikut komunitas TDA<br />Firdaus HM: tapi saya bingung gmn caranya<br />Firdaus HM: :(<br />Roni Yuzirman: tks pak<br />Roni Yuzirman: silakan kirim email ke saya aja...<br />Roni Yuzirman: nanti saya add<br />Firdaus HM: ok pak..<br />Firdaus HM: sudah saya kirim emailnya ke bapak...<br />Firdaus HM: makasih pak sebelumnya<br />Roni Yuzirman: sama2. mohon ditunggu...<br />Firdaus HM: iya saya tunggu pak..<br />Roni Yuzirman: sekantor dg rizal firdaus ya?<br />Firdaus HM: iya pak...<br />Firdaus HM: koq tau?<br />Roni Yuzirman: :)<br />Firdaus HM: :)<br />Firdaus HM: wah bapak jaringannya luas<br />Roni Yuzirman: itu saudara saya<br />Firdaus HM: ah, yang bener pak?<br />Roni Yuzirman: coba tanya deh...<br />Firdaus HM: wah2......dunia ini sempit<br />Roni Yuzirman: mas guruh kenal?<br />Roni Yuzirman: dia member tda juga, dulu kerja di virtual map juga<br />Firdaus HM: wah mas guru dulu di sini...sebelum saya kerja di sini pak<br />Roni Yuzirman: tau ym-nya rizal?<br />Firdaus HM: sebentar pak<br />Firdaus HM: beliau lagi ga ditempat<br />Roni Yuzirman: ya udah, titip salam aja kalau nanti ketemu...<br />Firdaus HM: iya pak...<br />Firdaus HM: oiya mas guruh aktif di TDA ya pak?<br />Roni Yuzirman: iya, di tda it<br />Roni Yuzirman: mas firdaus programer juga?<br />Firdaus HM: iya pak...<br />Firdaus HM: mas guruh dulu admin di virtualmap<br />Roni Yuzirman: sekarang dia bisnis it, gabung dgn member tda it di mangga dua square<br />Roni Yuzirman: dulu rizal yang ajak dia gabung tda...<br />Firdaus HM: ooo gitu ya pak....<br />Firdaus HM: asik saya punya kenalan di TDA<br />Roni Yuzirman: :)</pre></span>Firdaus Masekhttp://www.blogger.com/profile/00833828248992500486noreply@blogger.com8